Saturday, 26 March 2011

Lyrics Moses Bandwidth Band

Lyrics Moses Bandwidth Band
Artist : Moses Bandwidth
Album : Compilation
Genre : Gothic
Location : Jawa Barat




Track List :


ENAM MASA PENCIPTAAN

Untuk sekian lamanya
Jiwa yang penuh hikmat nan indah
Diiringi sipuan senyum surga
Dengan sepenuh hatinya untukku

Namun datanglah saat dimana tangan ini
Merangkai dosa sejak hari penciptaan
Sampai surga menghempaskan diriku
Dalam keadaan hina lagi terkutuk

Apakah kejahatan malam membuat jiwa ini
Terhampar seperti puing-puing bintang
Yang jatuh kepermukaan bumi…?

Apakah karena seluruh dosa telah diwariskan
Kepada seluruh anak cucu Adam…?

Apakah karena Isrofil yang masih menunggu
Hari yang dijanjikan untuk meniup sangkalanya…?

Atau apakah karena Jibriel tidak lagi
Diutus menurunkan wahyu setelah kenabian
Telah usai…?

Aku hendak naik ke langit
Aku hendak mendirikan takhta
Mengatasi bintang-bintang Tuhan
Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan
Aku hendak naik mengatasi awan-awan
Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi

ARABIAN DREAMS



Wind lick the spear thet planted
To the corpse of the catasthrophe
Falling tears of the cloudy skies
Showering the putrescence surface

Of landscape that and enshroud
By convergent remains
From armour of the end
That defleshed by the deity plague

Duhai pengisi tahta birahi
Tidakah kentara gema pembuka
Kisah masa cekam mengerikan
Cerai beraikan kita berdua

Mata pedang ini bara hasratku
Cabik apapun yang membayangi
Langkahku mencari antara kafilah galaksi
Dan sandingkan dua hati kami

Dimanakah kita saat Ya’juz dan Majuz terbebas
Sempatkah kita bersua sejak Almasih Dajjal lahir
Dan pembantaian dimulai…

DATANG DAN PERGI

Apa yang seharusnya akan terucap
Justru hilang semuanya
Dalam kelam datang dan pergi
Datang dan pergi,...

Tak peduli bagaimanakah hatiku..
Dalam gelap yang selalu Menyesakan
Biar kusendiri sekedar elus hati
karna kuingini

Menatap senja sambil memalingkan muka
Selamat tinggal semuanya kisah cinta
Bukan untuk datang dan pergi namun kusendiri
Tinggalkan cerita dalam masa yang lalu…

Dari ujung tanduk aries
Kulihat mentari jatuh tenggelam
Kau menjelma dalam kegelapan malam
Menari bersama ribuan bintang

Seribu pilu perang badar
Terbayang sejuta keheningan
Biarpun nyawaku terlepas
Kumasih berharap dirimu ada disisiku

FALLING DOWN

Was I made from the soil of inferno
As my flesh keep tortured over and over again
Was the pregnancy of me in the ugly year
And I was given born in deth penalty

Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide

Was I aborted since my early embryonic grow
Or I am a flesh from incestuous filthy deeds
That I’am crying all the sin of the elder one
Or I’am the of mother nature anathema

Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide

Was hate given born to stare at my move
I’m falling down like an early sin of the serpent’s wrath
Guilt and pain are two sides of my broken wing

And I was given a born in death penalty
I wish I was dust who was given born in nothingness
Was hate given born to stare at my move
Eversince Lucifer to eve down to earth to habil’s homicide

FORSIT VIRGINITY


Terdengar satu ungkapan
Hembusan Hulu anka
Buaian nujum golgota
Serpihan cinta

Bisikan merah virginitY
Meruntai disanubari
Dikhoibar kau ungkapkan kesetiaan

Dalam buaian ahli nujum
Dan pilu mastrubasi
Kumasih berharap temukan
bait cinta abadi
Meruntai dalam merah senja
Mengalir kepiluan
Kutemukan sebuah sisi
Dimalam gerhana purnama

Benderang putih cahaya purnama
Menari didalam hati pertama
Hiasi sebuah angan ternama
Sewangi bunga masa harasenama

Kulihat indah wajahmu
Memudar pada duka
Kukecup manis bibirmu
dikerinduan

Himpitan rindu forsity
Menari dan penuh arti
Pelukan erat tubuhmu
Mengiringiku

HYBRID CHOSROES

Kumelangkah telusuri hari
Meniti apa yang kucari
Bayangmu slalu terkenang indah
Diantara kafilah dini

Datanglah untuk malamku
Bersama tarbiz nyanyianmu
pada alunan rindu
Didalam lunai anganku
Terikat satu kerinduan
Pada wangimu kini

Biarlah itu semua
Berlalu dengan hampa
Walau kita masih bersama
Hanya satu mimpi kita
Masih terus kuraba
Didalam semu dunia

Hanya angin menerpa ragaku
Disisi indahnya Chosroesmu

Akankah semua ini
Mampu kita lalui
Disaat beku teruji
Yakinkanlah dihati
Asa akan menggapai
Atas apa yang kita cari

KU UCAPKAN SELAMAT TINGGAL


Kuberjalan sendiri
Dalam himpitan dunia
Terjerat kepedihan hati
Berpaling dari semua hasrat

Kegelapan malam
Membeku dalam hampa
Warna yang telah memudar
Kuucapakan selamat tinggal

Bunuh dirimu,...
Hempaskan nafas terakhirmu
Bawa serta jiwamu,...
Menuju gerbang keabadian

Tinggalkan duniamu
Biarkan mereka meratap
Karena hidup tanpa arti
Menuju bakaran semu

Semasa yang penuh dosa
Kebencian dalam hatiku
Semua takan pernah berubah
Kuucapkan selamat tinggal...

LAILA MAJNUN


Kau Indahkan malamku antara putaran rindu
Begitu berat kuungkap kejujuran hatiku
Bagaikan syair tanpa syahdu

"..Rajut benang keikhlasan
Rangkul damai ketulusan
Peluk kasih tulus kerinduan
Senyuman hanya sketsa kenangan
Mencintai angan-angan
Menjadi alur khayalan
Bayangan semu hanya lukisan kosong
Praduan.."

Biarkan aku kini merasakan cinta
Terpendam dihati dan tak nyata

Diufuk hudaibiyah tersirat rintihan tangis
Kau tiup siluet nafasku pada senja terbentang
Seuntai anganku terkenang

"..Riuh air membisikan kalbu yang rapuh
Janganlah bercermin dilautan keruh
Meratap diantara nurani yang mengeluh
Rengkuh sujud laila Menyimpan tangismu
Satu nama senantiasa utuh dalam perihmu.."

Menepilah kembali dawai untuk laila
Perasaan cinta dari majnun

Menepilah kembali (Benang kerinduan...)
Dawai untuk laila (Damai ketulusan...)
Perasaan cinta (Ikhlaskanlah...)
Dari majnun..

Biarkan aku kini (Menikmati kepiluan...)
Merasakan cinta (Alur khayalan...)
Terpendam dihati (Hanya lukisan...)
Dan tak nyata...


LEMBARAN LAMA

Pernah Kurasa untuk jujur
Namun kumasih berfikir
Begitu berat yang kurasa

Atas semu yang terjadi
Lembaran lama kembali
Kenangan lampupun merekah

Satu bayang silam kini
Hadir kedalam masa kelabu iri

ketika kuterjatuh
Dan ketika kuterhembas
Kau hanya diam dan membisu

Wahai cinta dimanakah
kau sembunyikan rasa itu
Wahai cinta berpalinglah
Atas apa yang kurasa

Namun hari telah berganti
Malampun kian berlalu
seakan nafas nan berhembus


LIMA BAIT SUCI
Saat terkubuka mataku ini
Kau hadir dengan kenangan
Wajahmu masih terlukis indah
dalam keringnya seluruh nafasku

kau taburkan benih cintanya
Didalam Hati yang membisu

Tinggalkan semua bayang
hempaskan wangi jiwamu
naluri diriku dan dirimu
Tinggalkan semua kenangan

Kala senja turut menepi
Malampun datang menemani
Lambaikan diri ini berlalu
Dari sahara putih membeku

Biarlah seuntai anganku
Berlalu dan memeluk rindumu


MENGGAPAI BUKIT PERTEMUAN

Ketika tujuh hari dilalui
Dinding dinding langit tercipta
Dihiasi kaca surgawi yang indah
Dan bumi terhampar luas

Wahai anak adam…
Bangkitlah dari tidurmu
yang diselimuti dosa
Wujudkan mimpi mimpimu
Pegang erat tanganku

Api kehidupan yang abadi
Memaksa kita untuk bangkit
Tinggalkan janji janji
Kita gapai bukit pertemuan

Padamkan api kehidupan
Nyalakan cahaya kegelapan
Raih kaca kaca surgawi
Diatas puncak bukit pertemuan

Biarkan seribu tangis berlalu
Biarkan Lautan air mata mengalir
Ditangankulah semua itu berjalan
Kita gapai bukit pertemuan


MIDAS

Lintah liar mengoyak dagingku
Kunikmati perih pilu cumbuan khobaitsi
Lelah gundah untuk temukan dirinya
Apa ini masokisme
Tak mau kuberhenti kurajam diri sendiri
Bagai rindu nosferatu
Pada surya di benderang hari

Singkapkanlah sekejapun
Cadar hitam gerhana purnama
Menepilah dari langit
Perbudak jasadku
Seperti kau perbudak jiwaku

Mengapa tak ada jalan yang mudah selalu menyakitkan
Seolah midas seujung sentuh berubah tragedy
Layak kanabis membuai berwujud ambrosia
Lalu perih menuai kumencandu namamu

Aku majnun yang berlayar
Dalam badai sahara rindu
Menatap cakrawala malam

Apa rangkaian mutiara biduk itu kalung yang bersandar didadamu
Maka tikam nadi leherku dengan delapan mata kejora
Biar nyawaku lepas terbang dikanopi hadramaut
Cumbu bangkaiku siluet merah yang hanya bertabir darah


REINKARNASI

Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya

Ketika air mata mengalir
Ketika manusia berdosa
Semuanya akan musnah
Bersama waktu...

Kucoba untuk memejamkan mataku
Didalam rintihan hati...
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali

Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya


SENGKAKALA UHUD


Ketika sangkala uhud tiup
Ketika parit khondak digali
Langit yang seolah membisu
Bangkit bersama awan hitam

Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu

Seruan sang khalifah bumi
Mengiringi hempas sayap Jibril
Menggema untuk dunia hitam
Tertimbun serpihan puing dosa

Datanglah untuku satu malam
Penuh kenangan yang padam
Bisikan dalam sisi pilu hatiku
Bias makna cinta

Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu


SCARLET DIVINE


Dalam sepi kusendiri
terus menepi
Kutuliskan sajak cinta
tentang bayangmu

Kutakan bisa memelukmu
walau kau masih disisiku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku

Kubisikan bait malam
pada mimpimu
Takan pernah kumengerti
arti cinta itu

Kini kau bawa sejuta mimpi
Dan kau berikan untuku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku


SEBUAH SYMPHONI

Kuberjalan dalam Sepi
cahayamu kuberserah
Lewati purnama lalui malam
Terbaring tanpamu

Hamparan langit
yang menghitam
Kegelapan malam
Bening kaca surgawi
yang memudar
dalam diriku

kurasa semua mimpi
Saat mentari memudar
Terdengar alunan malam
Pecahkan semua kenangan

Izinkan aku melangkah
Dalam sisi kilau bintang
Berikan padaku satu
Rahasia langit yang membisu


SENJA ABADI

Terlintas dibenaku rasa yang pergi
Apakah semua hanyalah mimpi
Biaskan aku seberkas cahaya
Kian tenggelambersama senja

Kegelapan yang membisu
Ku akan bangkit dari kenyataan
Yang telah memudar
Dalam impian yang telah lama
Menghilang

Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali

Terbang tinggi menuju senja yang abadi
Hamparan surgawi
Kulukiskan dunia dengan penuh warna
Bagai bintang yang bersinar terang

Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali

Hati yang kian membeku terkikis oleh dosa
Terukir dalam jiwa tanpa cinta



STIGMATA SAVANNAH

Kurasakan atas mimpi kau berpaling
Kaurasakan tangis pilu dalam diriku

Dimanakah cinta itu?
Hilang tanpa bayangan
Kaupergi tinggalkanku...

Menepi disavannah
Kau tebar Stigmata
pesona janji manis
pada Dusta
Dalam merah libido
Serta rindu gamorah
Kaulangkahkan jalanku
Penuh kegelapan

It's not lash they fear
It is my divine power
But I'am a generous God
I will make your warlock
Of all greenery
You'll carry my spellbound
To the heart of enchant
Your hellsinian rival
will kneel at your feet

Haruskah kumenunggumu yang berlalu
Haruskah Kaumenantiku pada anganmu

Kemanakah rasa itu?
Mungkinkah dia telah pergi?
Kau buatku sendiri..


SYMPHONIUM

dalam keheningan jiwa ini masih
mencari bayangan dihatinya
waktu yang berlalu takan kembali
mengisi hariku disisimu

Dalam kegelapan malam purnama
kau pergi tinggalkan kusendiri
Diiringi angin ragaku menerpa
Luasnya samudra air mata

Merekahlah bunga layu
didalam hati yang membisu
Hadirkanlah kepadaku
bayang rindu itu
dihatiku..

Terbanglah bersama tiga titik nafasku
Heningkan semua malam demi malammu
Cumbulah tubuhku
kupersembahkan untukmu

Kini Telah aku temukan
dan aku lalui kehampaan Bersama
Nyanyian duka
Kuraih keabadian



STILL I DONT KNOW WHY

Waktu Terus berlalu
dalam untaian sendu
Kian Lama membisu
kumenantimu

Dalam buaian jamshid
serta risalah rowdhid
Desah angin bersua
kelabu biru

Dimanakah dapat kutemukan
bayang dirimu dalam himpitan rindu
Dimanakah akan kudapatkan
asa hatimu pada alunan pilu

I dare not to sleep anymore
Cause I hear her voice
in every nightmare in my dreams

Masih terus terasa
perih yang menerpaku
Akankah kita mampu
terus bersama

Can you tell me now
what you had done
if you were me...
and still I don't know who

Lyrics Moses Bandwidth Band

No comments: